Blogger news

Pages

Blogger templates

Sunday, July 13, 2014

6 Alasan Mengapa Kukang tidak untuk di pelihara !

6 Alasan Mengapa Kukang tidak untuk di pelihara !

Rekan-rekan sesama pecinta satwa, ada banyak sekali satwa di Dunia yang terancam punah. Kukang (Nyticebus sp) salah satu satwa endemik Indonesia yang terancam punah dan keberadaannya saat ini masih terancam akibat banyaknya perburuan dan permintaan orang-orang yang ingin memeliharanya. Dari hasil penulusuran yang dilakukan oleh Yayasan IAR Indonesia sejak tahun 2012, rata-rata alasan orang yang pernah memelihara dan sedang memelihara kukang adalah akibat ketidaktahuan mereka terhadap status perlindungan satwa primata yang lucu dan beracun ini. Selain itu mereka juga kasihan melihat kondisi kukang yang berada di pasar-pasar yang di perdagangkan sehingga membelinya untuk dirawat. Namun apakah rekan-rekan sadar ?, ketika rekan-rekan membeli satwa yang terlihat menderita ini maka rekan-rekan telah mendukung rantai perburuan dan perdagangan satwa sehingga akan sulit sekali terputus.  Bagi rekan-rekan yang memiliki rasa kasihan kepada satwa ini memang sedih ketika melihat mereka menderita di pasar, namun rekan-rekan harus sadar bahwa rantai perdagangan satwa tidak akan pernah putus ketika PEMBELI selalu ada. Mari mencintai satwa Indonesia dengan cara tidak MEMBELINYA !, buang jauh-jauh rasa HEBAT ketika memelihara satwa eksotis yang satu ini karena ada beberapa alasan yang membuat anda harus berpikir kembali untuk memeliharanya.

Berikut alasan kenapa kukang tidak boleh dipelihara !

1.       Satwa dilindungi 
Menurut UU No 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, kukang (malu-malu, oces, muka geni) merupakan satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Barang siapa yang memiliki dan memelihara satwa yang termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi oleh negara maka akan diberikan sanksi tegas berupa sanksi pidana maksimal 5 tahun penjara dan denda maksimal 100 juta.

2.       Satwa terancam punah
Menurut badan konservasi dunia IUCN (international Union Conservation Nation) memasukkan kukang Jawa (Nycticebus javanicus) dalam kategori vulnareble (rentan), sedangkan menurut CITES (Convention On International Trade In Endagered species of Wild Fauna and Flora) memasukkan kukang dalam kategori apendix I yang artinya spesies tersebut dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional.

3.       Satu-satunya primata di dunia yang beracun
Tahukah kamu bahwa kukang merupakan satwa primata adalah yang beracun ?. banyak yang tidak percaya kukang merupakan satwa primata yang beracun, knapa ?. rata-rata kukang yang dipelihara oleh orang-orang yang menganggap dirinya pecinta kukang memiliki gigi yang sudah tidak utuh lagi. Gigi kukang sebelumnya sudah dipotong dan dicabut dengan menggunakan potongan kuku atau tang. Hal ini menyebabkan kukang sudah tidak memiliki pertahanan diri lagi, selain itu akibat pemotongan paksa tersebut akan menimbulkan infeksi pada bagian gusi kukang yang berujung pada kematian.

4.       Dapat menularkan penyakit ke manusia (zoonosis)
Percaya atau tidak kukang sebagai satwa primata liar memiliki potensi menularkan penyakit. Zoonosis merupakan istilah penyakit yang ditularkan oleh satwa ke manusia dan sebaliknya. Kukang merupakan satwa primata yang mirip dengan monyet lainnya, artinya kukang memiliki kemiripan sistem metabolisme yang mirip dengan manusia. Kondisi ini menyebabkan potensi yang besar untuk saling berbagi penyakit antara manusia yang dekat dengan satwa liar seperti kukang. zoonosis yang umum ditemui pada satwa primata sejenis monyet dan kera adalah hepatitis, cacing, TBC. Jangan sampai keluarga atau orang yang kita sayangi terkena penyakit akibat ketidak tahuan kita.

5.       Penderitaan kukang saat diperdagangkan
Untuk menarik perhatian para pembeli di pasar hewan atau di tempat-tempat strategis, para pedagang kukang biasanya memotong gigi kukang terlebih dahulu sebelum ke pasar atau memotong gigi kukang ketika di pasar agar kukang tidak terlihat seram. Tanpa ragu dan rasa kasihan, pedagang mencabut paksa gigi kukang dengan peralatan seadanya. Tanpa rasa kasihan, mereka menggunakan potongan kuku untuk memotong taring kukang sampai darah mengucur dari mulut satwa malang ini.

6.       Satwa mistis (keramat)
Bagi sebagian masyarakat Indonesia yang memegang teguh prinsip adat dan budaya setempat, mereka percaya bahwa kukang (muka geni, oces, mata bumi) merupakan satwa keramat. Konon katanya ketika setetes darah kukang jatuh ketanah tempat mereka tinggal maka akan terjadi bencana di tempat itu. Begitu pula dengan bagian tubuh kukang yang di letakkan pada tempat tertentu akan menimbulkan ketidaknyamanan di daerah tersebut. Percaya atau tidak, mitos ini merupakan kepercayaan masyarakat setempat khususnya masyarakat jawa barat.
               
Apa yang harus rekan-rekan lakukan ketika sudah membaca artikel ini dan sedang memelihara kukang ?
Yayasan International Animal Rescue sebagai pusat rehabilitasi satwa yang fokus terhadap pelestarian primata khususnya Kukang membuka peluang bagi rekan-rekan untuk menyelamatkan kukang. Bulan Juni-Juli 2014 ini Yayasan IAR Indonesia akan menerima kukang dari warga yang memelihara kukang. Yayasan IAR Indonesia bekerja sama dengan KUKANGKU akan memfasilitasi rekan-rekan yang ingin melihat kukang kembali lestari di alam liar. Caranya dengan mengisi form penyerahan kukang di http://kukangku.org/. Setelah mendapatkan konfirmasi dari YIARI, maka YIARI akan menjemput kukang yang anda pelihara sebelum disita oleh pihak berwenang yaitu BKSDA. Jangan lewatkan kesempatan ini, karena setelah bulan Juli berakhir maka YIARI tidak akan menerima serahan satwa kukang lagi.
Info lebih lanjut silahkan kungjungi http://yayasaniarindonesia.blogspot.com/

STOP PERBURUAN KUKANG!
STOP PERDAGANGAN KUKANG!
STOP MEMELIHARA KUKANG!
CINTA TAK HARUS MEMILIKI!

#SAVEKUKANGKU

Thursday, April 17, 2014

Kenapa harus tetap dipelihara ?

Kukang adalah hewan lucu yang barangkali sudah tidak asing lagi bagi para pembaca blog ini. Kukang memang hewan lucu dan menggemaskan tetapi hal itu tidak membawa keuntungan bagi mereka saat ini. Kukang atau slow loris seyogianya hidup di alam tanpa gangguan dari manusia. Namun, akibat banyaknya permintaan kukang yang akan dijadikan sebagai hewan peliharaan mengakibatkan populasi mereka semakin menurun setiap harinya. Kukang atau malu-malu yang tertangkap oleh para pemburu di hutan di bawa ke pasar-pasar hewan, pasar tumpah dan pasar tradisional untuk diperdagangkan baik oleh pemburu itu sendiri atau melalui agen yang sudah biasa menjual satwa yang dilindungi. Nasib kukang yang sudah berada di pasar dapat dipastikan hidupnya akan tersiksa karena kondisi psikis dan fisik yang terluka. Gigi kukang yang dianggap berbahaya dipotong dengan menggunakan tang atau potongan kuku di lokasi pasar tersebut. Bayangkan jika gigi taring ada di potong dengan tang atau potongan kuku, bagaimana rasanya ?.

Kukang yang merupakan primata endemik Indonesia merupakan satwa yang dilindungi oleh payung hukum indonesia. Namun Pemburuan dan perdagangan kukang masih tetap terjadi baik secara terselubung bahkan terang-terangan di pasar-pasar yang ada di indonesia terutama daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kenapa perdagangan masih terus terjadi padahal penyadartahuan tentang hewan yang seharusnya dilindungi ini semakin gencarnya dilakukan oleh orang-orang yang perduli dengan nasib satwa ini. 

Pemburuan dan perdagangan tidak akan meningkat jika tidak ada permintaan dari konsumen atau orang-orang yang ingin memelihara atau menambah peliharaan kukang mereka. Para kukang lover's (komunitas yang mengklaim pecinta kukang) berusaha sebisa mungkin untuk merawat kukang mereka. Namun hidup mereka di hutan, kukang bukan hewan yang bisa di domestikasi dan dijadikan satwa peliharaan hanya untuk kesenangan para kukang lover's.  Ketika sudah bosan, kukang malang tersebut kembali diperjual belikan kepada kukang lover's yang lain. Sungguh malang nasib kukang-kukang tersebut, yang seharusnya mereka tidur di siang hari dan aktif dimalam hari dipaksa untuk bermain dimana seharusnya mereka harus tidur. 

Bagaimanapun juga, memelihara kukang adalah tindakan yang melanggar hukum menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia juga telah mengeluarkan fatwa haram bagi umat muslim yang memelihara satwa yang dilindungi di Indonesia. Memelihara kukang adalah tindakan eksploitasi satwa yang sangat kejam. Sudah tau melanggar hukum,  satwa langka yang dilindungi, haram hukumnya untuk dipeliara, menyiksa mereka, tetapi kenapa harus tetap memelihara satwa malang ini.

Bagi anda yang merasa pecinta kukang, mari kita lestarikan populasi satwa lucu ini sehingga mereka dapat bertahan hidup di alam dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita kelak. Dengan tidak memelihara kukang, kita juga telah menghentikan penyebaran "Zoonosis" atau penyakit yang ditularkan oleh satwa ke manusia atau sebaliknya. 

Kita dapat menikmati kelucuan satwa ini di alam, bergelantungan di ranting-ranting, berburu serangga di atas dahan pohon dan ketika mereka bersosialisai dengan  kukang yang lain di habitatnya dengan bergabung KUKANG ID (http://kukangindonesia.webs.com/). Syarat bergabung komunitas pelestari kukang ini adalah dengan tidak memelihara kukang.  

Bagi anda yang sudah terlanjur memelihara satwa malang ini, anda dapat menghubungi HotLine International Animal Rescue (IAR) Indonesia yang merupakan pusat rehabilitasi primata. Sehingga kukang yang masih dapat diselamatkan dapat dilepas-liarkan kembali ke habitatnya.

HotLine International Animal Rescue

WA/sms/telepon
085773344775
BBM 
7A33ABF0
LINE
IAR-INDONESIAhotline 
Lela, Kukang sumatera yang sedang direhabilitasi agar dapat kembali ke habitatnya.



Monday, January 6, 2014

Cinta Tak Harus Memiliki

Ungakapan tersebut terdengar sedikit melambai, tetapi sangat pas bagi anda yang memelihara satwa liar. Berbeda dengan cinta dan kasih sayang sesama manusia yang bisa diungkapkan dengan saling berbagi kasih, tetapi anda tidak bisa saling berbagi cinta dan kasih sayang terhadap satwa liar dengan mengurungnya di kandang. Percaya atau tidak, anda bukan berbagi cinta dan kasih sayang terhadap satwa yang anda pelihara, melainkan anda berbagi "penyakit" menular (zoonosis).

Barangkali diantara pembaca masih ada yang belum pernah mendengar kata zoonosis. Flu burung, anthraks, Ebola, Hepatitis, TBC, kolera adalah beberapa contoh jenis penyakit yang dapat ditularkan oleh satwa liar yang anda pelihara kepada anda dan keluarga dirumah anda. Terutama bagi satwa primata seperti monyet ekor panjang, kera dan kukang yang masuk dalam kelas primata memiliki kemiripan yang sangat besar terhadap manusia, sehingga kemungkinan tertular penyakit yang menular (zoonosis) dari anda ke hewan dan sebaliknya sangat tinggi.

Zoonosis bukan sembarang istilah yang sengaja dibuat oleh orang-orang konservasi untuk menghentikan praktek memperjual belikan dan memelihara satwa liar, tetapi istilah tersebut merupakan istilah medis yang dikenal diseluruh dunia agar setiap orang hati-hati. Sampai saat ini, Flu burung merupakan zoonosis yang sering muncul di televisi, namun bukan hanya flu burung yang harus anda khawatirkan. Penyakit-penyakit yang telah saya sebutkan diatas juga dapat mengancam nyawa manusia, namun jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga tidak terlalu di expose.

Kenapa harus satwa liar ?, kebanyakan orang-orang yang saya temui baik media sosial ataupun secara langsung mengatakan bahwa mereka adalah pecinta binatang ataupun penyayang hewan. Mereka juga memiliki kepuasan tersendiri ketika memiliki satwa yang eksotik dan berbeda dari peliharaan tetangganya. Tetapi apakah anda benar-benar pecinta binatang jika anda adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kepunahan salah satu spesies satwa langka ?. Jika anda memang pecinta hewan, penyayang binatang, masih banyak anjing dan kucing liar yang perlu uluran tangan anda. Bukan mengaku pecinta binatang tetapi secara tidak sadar memberikan dukungan terhadap pemburu gelap untuk mengambil satwa langka dari habitatnya.

Bagi anda yang beranggapan bahwa satwa liar masih banyak di alam Indonesia dan jika anda mengambil salah satu diantara mereka tidak berpengaruh adalah salah besar. Realitanya satwa liar saat ini harus berjuang hidup untuk melanjutkan hidup mereka. Deforestasi dan semakin dekatnya aktivitas manusia ke habitat mereka semakin menekan populasi mereka.

Jangan salahkan satwa liar yang masuk ke perkebunan dan tempat tinggal anda di perbatasan hutan lindung. Mereka hanya mengikuti naluri mereka setiap tahunnya untuk melewati rute tersebut. Gajah adalah satwa liar besar yang sering konflik dengan warga. Gajah memiliki daerah jelajah yang sangat luas sekali, mereka melewati rute-rute tertentu setiap tahunnya untuk mengambil makanan yang telah mereka lakukan selama ratusan tahun yang silam.

Cinta Tak Harus Memiliki, ungkapan tersebut saya rasa pantas bagi anda yang ingin memelihara satwa liar. tidak ada yang melarang anda cinta dan sayang terhadap satwa, tetapi anda dilarang keras untuk memelihara, menyimpan dan memiliki satwa liar jika anda tidak ingin terjerat HUKUM. Anda dapat menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang anda terhadap satwa liar dengan mencegah praktek memperjual belikan satwa liar. Bagaimana caranya ? cukup dengan tidak memelihara satwa liar maka anda sudah menyelamatkan populasi mereka. Jika anda telah memlihara satwa liar, berikan mereka kepada pusat rehabilitasi satwa terkait untuk segera dilepas liarkan dan dapat kembali ke habitat asli mereka.

Salam Lestari !
STOP MEMELIHARA SATWA LIAR !!
STOP MEMPERJUAL-BELIKAN SATWA LIAR !!
CINTA TAK HARUS MEMILIKI.....

Wednesday, January 1, 2014

Salam Kukang Lover's

     Bagi anda yang belum pernah melihat satwa ini, pasti akan mengatakan "Lucu", "Imut", "Cute" dan berbagai macam expresi lainnya untuk menunjukkan bahwa anda sangat tertarik untuk memeliharanya. Tetapi sebelum anda berfikir untuk memelihara satwa ini, ANDA terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana realita perjuangan hidup kukang saat ini.

     Kukang (Slow loris, malu-malu) adalah satwa endemik asia yang populasinya tersebar di 3 pulau Indonesia. Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan adalah rumah bagi para kukang malang ini. Sangat malang nasib kukang-kukang yang saya temui di pusat rehabilitasi Kukang di International Animal Rescue, kondisinya sangat memperihatinkan sehingga membutuhkan perawatan medis yang sangat intensif untuk mengembalikan kesehatan mereka dari sisi medis dan psikologis kukang. Kukang yang ada di International Animal Rescue adalah hasil sitaan dari pedagang ilegal satwa liar yang berhasil diselamatkan oleh Tim Rescue IAR bekerjasama dengan BKSDA, selain itu kukang-kukang tersebut juga berasal dari pemberian orang-orang yang dulunya memelihara kukang dan kini telah sadar bahwa hidup mereka seharusnya adalah berada di alam liar.

     Saat ini banyak masyarakat yang masih memelihara kukang dan memperjual belikannya. Sadar atau tidak "MEMELIHARA KUKANG"  sebagai hewan peliharaan mengancam keberadaan kukang liar yang masih ada di dalam hutan. KENAPA ?, dengan segala aktivitas anda yang mengatas namakan "kukang lover's" memberikan sinyal bagi para pemburu liar untuk mengambil kukang-kukang liar yang ada di hutan karena permintaan konsumen (PEMELIHARA KUKANG). 
Semua kukang yang dipelihara oleh "PEMELIHARA KUKANG" adalah kukang yang berasal dari hutan, karena sampai saat ini belum pernah saya mendengar ada breeder kukang. Namun tahukah anda istilah "ZOONOSIS". Zoonosis adalah penyakit yang ditularkan oleh satwa ke manusia seperti Hepatitis, TBC, Ebola, flu. Penyakit tersebut bisa saja menjangkiti kukang yang anda pelihara dari hutan, karena pada dasarnya kukang adalah satwa primata yang dapat berbagi penyakit dengan anda (SIAPKAH BERBAGI PENYAKIT ?). 

        Jadi, apakah anda masih ingin memelihara satwa lucu ini ?, apakah anda siap menjadi salah satu "MANUSIA" yang menghilangkan keberadaan hewan lucu ini dari habitatnya ?, apakah anda mau berbagi PENYAKIT dengan satwa lucu ini ?, apakah anda mau terjerat HUKUM karena memlihara satwa yang dilindungi oleh NEGARA ini ?.
Kalau anda perduli sebagai KUKANG LOVER'S, mari selamatkan satwa lucu ini dengan tidak memperjual-belikannya, mengajak orang-orang untuk tidak memelihara kukang.




Seperti inilah seharusnya safety prosedure untuk berinteraksi dengan satwa ini, menggunakan gloves dan masker dan pastikan bahwa anda juga sehat sehingga "ANDA" tidak menulari satwa lucu ini.






Beberapa kukang di atas adalah kukang-kukang yang secara medis dan psikologis telah memenuhi syarat untuk dilepas liarkan kembali, apakah anda tahu berapa lama, materi, tenaga untuk melepas liarkan satwa ini sehingga dapat kembali ke alamnya ?. Harga kukang dari pedagang ilegal rata-rata Rp. 200.00 - Rp. 400.00 / ekor tidak sebanding dengan setahun masa rehabilitasi. Selain itu juga tidak ada jaminan bahwa kukang yang telah dilepas liarkan selamat sampai mereka menghembuskan nafas terakhir di hutan. Para pemburu liar masih tetap akan memburu mereka selama permintaan pasaran kukang masih tetap ada.

STOP MEMPERJUAL-BELIKAN SATWA LIAR YANG DILINDUNGI!!
STOP MEMELIHARA KUKANG!!

Wednesday, October 23, 2013

"Topeng Monyet" dan hubungannya dengan "Zoonosis"

    Barangkali sudah menjadi hal yang lumrah bagi masayrakat Indonesia khususnya daerah JABODETABEK menyaksikan atraksi topeng monyet dipinggir jalan ataupun di tempat-tempat yang ramai. Tidak tahu dari mana asalnya, sepertinya pertunjukan topeng monyet ini sudah sangat lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Topeng monyet di Kota Tua 

    Monyet yang sering digunakan untuk atraksi topeng monyet adalah primata dari jenis Macaca fascicularis atau monyet ekor panjang. Monyet jenis ini merupakan satu-satunya jenis monyet di Indonesia yang tidak dilindungi karena populasinya yang dianggap cukup banyak di Indonesia. Daerah penyebaran monyet ini dapat ditemui hampir diseluruh wilayah Indonesia. Hal tersebutlah yang menjadi faktor kenapa atraksi topeng monyet sering kali kita temui.
Monyet liar di Taman Nasional Halimun Salak

     Banyak orang yang belum mengetahui bahwa primata seperti monyet dan kera memiliki kemiripan sistem metabolisme dengan manusia, hal tersebut memicu terjadinya penyebaran penyakit dari hewan ke manusia atau dari manusia ke hewan yang dikenal dengan istilah "Zoonosis". Penyakit yang dapat ditularkan oleh monyet ke manusia seperti HIV AIDS, Hepatitis, TBC, Ebola. Penyakit tersebut merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika sampai tertular ke manusia karena dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
    Monyet berbeda dengan "kera", dari beberapa orang yang saya temui banyak yang tidak mengerti perbedaan kera dan monyet yang dikategorikan satwa liar. Bahkan sering kali saya temukan di media surat kabar ataupun media elektronik yang salah menggunakan istilah "monyet" dan "kera". Monyet (monkey) adalah jenis primata dengan ukuran tubuh relatif kecil dan memiliki ekor yang digunakan untuk atraksi topeng monyet. Kera adalah jenis primata yang memiliki ukuran tubuh relatif besar dan tidak memiliki ekor.
Gorilla (kera) di Kebun Binatang Ragunan
sumber : dokumentasi pribadi

       Semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat terutama kepedulian pemerintah terhadap satwa liar, tahun 2013 Pemprov DKI Jakarta akan menyita dan membeli semua monyet yang digunakan untuk atraksi topeng monyet dan diserahkan kepada kebun binatang ragunan. Banyak respon positif dari masyarakat terhadap rencana Pemprov DKI tersebut. Sementara orang-orang yang menggunakan monyet untuk menafkahi hidupnya akan diberikan pembinaan oleh Pemprov DKI Jakarta tentang bahaya penularan penyakit oleh satwa liar.
        Monyet-monyet yang berhasil diselamatkan akan dikarantina terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi kesehatan monyet tersebut apakah layak untuk dipindahkan ke kebun binatang ragunan. General check-up yang dilakukan meliputi pemeriksaan terhadap hepatitis, TBC, HIV. Jika tidak terdeteksi penyakit berbahaya maka monyet tersebut dapat bergabung bersama dengan monyet penghuni kebun binatang ragunan lainnya.
       Upaya penyelamatan monyet yang digunakan untuk antraksi topeng monyet ini hendaknya diikuti oleh seluruh Pemerintah Provinsi diseluruh Indonesia, agar tidak ada lagi monyet-monyet yang diperlakukan dengan kasar dan tidak mengikuti kaidah "Animal Welfare". Selain itu upaya penyelamatan monyet yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta akan semakin memberikan kesadaran kepada masyarakat betapa berbahayanya "Zoonosis", sehingga dapat mengurangi timbulnya kejadian penyakit pada manusia akibat penularan penyakit dari satwa liar.

Curug Cigamea

Kabupaten Bogor merupakan tempat yang cocok bagi keluarga ataupun orang-orang haus akan suasana yang sejuk, nyaman dan asyik untuk beristirahat. Di Kabupaten Bogor kita dapat menemui banyak sekali curug yang tersebar hampir diseluruh Kabupaten Bogor, sebut saja curug Cigamea yang baru saja saya kunjungi. Curug Cigamea berada di daerah gunung bunder, sekitar 2 jam perjalanan jika ditempuh dengan kendaraan pribadi dari Kota Bogor Baranangsiang dan jika anda berangkat pada week end, maka anda harus bersiap-siap untuk menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 jam.

Curug cigamea merupakan lokasi wisata yang sudah dikenal oleh banyak orang baik masyarakat Bogor maupun sekitar Bogor seperti Jakarta, Depok dan Tanggerang. Lokasi curug Cigamea yang berada pada daerah taman nasional Gunung Halimun Salak yang memberikan suasana yang asri dan nyaman selama perjalanan. Dengan biaya restribusi masuk sebesar Rp. 6000/orang dan biaya parkir mobil sebesar Rp. 10.000,- anda dapat menikmati indahnya pemandangan yang disuguhkan di Curug Cigamea.

Perlu perjuangan untuk mencapai lokasi Curug Cigamea dari pintu masuk, anda harus menempuh perjalanan kaki selama kurang lebih 10 menit dengan kondisi jalan berbentuk tangga dengan keadaan naik dan turun yang cukup terjal. Perlu diingat bahwa anda harus menggunakan alas kaki dan pakaian yang cukup nyaman untuk menuju ke lokasi curug

Tidak disarankan menggunakan alas kaki seperti di atas!

Terdapat 2 Curug yang ada di lokasi wisata curug Cigamea, curug yang pertama anda temukan berbentuk lebar kira-kira 30 meter dengan ketinggian sekitar 70 meter (kira-kira). Anda dapat menemukan keunikan tersendiri pada setiap curug tersebut, dimana curug yang pertama anda temui berada sangat dekat dengan jalan yang anda lewati sehingga akan terasa sangat sejuk ketika anda sampai di lokasi curug. Selain itu curug ini juga cukup lebar dan tidak terlalu dalam sehingga cukup aman jika anak anda ingin bermain air di bawah terpaan air terjun, tetapi harus tetap waspada bagi semua pengunjung!
,

Curug kedua yang anda temui di lokasi wisata curug Cigamea juga tidak kalah menarik, disana anda akan disuguhkan dengan pemandangan warna air di bawah curug Cigamea yang berwarna biru. Tentu saja warna biru tersebut bukan disebabkan adanya limbah ataupun zat pewarna yang berasal dari indrustri di daerah tersebut melainkan disebabkan oleh adanya tumbuhan alga yang ada di sekitar curug. Sedikit berbeda dengan curug pertama yang anda temui terlebih dahulu, curug ini hanya memiliki lebar tidak lebih dari 7 meter dan memiliki 2 tingkatan dengan ketinggian total tidak lebih dari 120 meter. Anda harus waspada jika anda ingin merasakan sejuknya air di bawah curug tersebut karena berbahaya, dan demi menjaga keselamatan bersama anda dilarang untuk melewati garis yang telah dipasang oleh warga (pesan pengelola curug).
 Foto tanpa "Pengunjung"

Foto dengan "Pengunjung"

Bagi anda yang suka kelaperan, tidak perlu khawatir!. Anda dapat menghilangkan rasa lapar anda akibat suhu yang dingin di sekitar curug karena anda dapat menemukan banyak warung yang menyediakan mie telur rebus, mie telur goreng, nasi goreng dan lain-lain

Pengunjung yang kelaparan dan warung yang menyediakan makanan

Pengunjung yang sedang menikmati mie goreng telur

Curug cigamea ini masih cukup terjaga kelestariannya, maka tidak heran jika anda menemukan Macaca fascicularis atau monyet ekor panjang (biasa dipake topeng monyet). Tetapi keberadaan kelompok monyet ini dianggap menggangu warga sekitar terutama penjaga warung

Sang "Ibu" penjaga warung

seorang ibu penjaga warung yang ingin identitasnya dirahasiakan tersebut memiliki senjata yang sangat ampuh untuk mengusir kelompok monyet yang suka mengganggu dagangan ibu tersebut, sepertinya ibu itu sudah sangat mahir menggunakan "ketapel" karena menurut ibu tersebut hampir setiap hari melakukan aksinya menghalau monyet.
Sekelompok monyet

Monyet yang ditinggal kelompoknya..

Bagi anda yang ingin mengabadikan moment terbaik anda bersama keluarga ataupun kekasih di curug cigamea, anda dapat menyewa jasa foto keliling langsung jadi. Anda cukup merogoh kocek sebesar Rp. 10.000/lembar + senyum, tetapi anda juga dapat menjadikan curug ini menjadi tempat untuk menyalurkan hobi fotografi anda. 

Setelah menikmati keindahan alam curug cigamea, di perjalanan pulang anda menemukan jasa refleksi dengan ikan, pemilik spa menyebutkan bahwa ikan tersebut berasal dari Turki. "kalau ikan Indonesia di datangin aja udah takut, kalau ikan Turki berani !" begitulah kira-kira apa yang disampaikan oleh bapak pemilik refleksi dengan ikan tersebut. Hanya dengan membayar Rp.5000,- anda dapat merasakan sensasi dikerumunin oleh ikan-ikan selama 20 menit. Bagi anda yang baru pertama kali merasakan refleksi dengan ikan ini sebaiknya memasukkan kaki anda sedikit demi sedikit, karena rasanya sangat geli!!!. Ketika sudah terbiasa, maka anda dapat memasukkan seluruh bagian kaki anda sampai lutut. Jika anda bawa pakaian ganti, anda dapat nyebur di kolam yang berisi ikan-ikan yang lapar dengan konsekuensi harus tahan geli dan tetap waspada akan serangan ikan disetiap bagian tubuh anda!!. Menurut bapak pemilik relfeksi ikan, ikan tersebut menyedot kulit mati yang ada di kulit kita. Tujuannya adalah agar kulit kita bersih dan sebagai pijat refleksi di bagian telapak kaki kita (sensasinya hampir sama dengan sendal refleksi)
 

Blogger news

Blogroll

About

Fauzi Iskandar