Blogger news

Pages

Wednesday, October 23, 2013

"Topeng Monyet" dan hubungannya dengan "Zoonosis"

    Barangkali sudah menjadi hal yang lumrah bagi masayrakat Indonesia khususnya daerah JABODETABEK menyaksikan atraksi topeng monyet dipinggir jalan ataupun di tempat-tempat yang ramai. Tidak tahu dari mana asalnya, sepertinya pertunjukan topeng monyet ini sudah sangat lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Topeng monyet di Kota Tua 

    Monyet yang sering digunakan untuk atraksi topeng monyet adalah primata dari jenis Macaca fascicularis atau monyet ekor panjang. Monyet jenis ini merupakan satu-satunya jenis monyet di Indonesia yang tidak dilindungi karena populasinya yang dianggap cukup banyak di Indonesia. Daerah penyebaran monyet ini dapat ditemui hampir diseluruh wilayah Indonesia. Hal tersebutlah yang menjadi faktor kenapa atraksi topeng monyet sering kali kita temui.
Monyet liar di Taman Nasional Halimun Salak

     Banyak orang yang belum mengetahui bahwa primata seperti monyet dan kera memiliki kemiripan sistem metabolisme dengan manusia, hal tersebut memicu terjadinya penyebaran penyakit dari hewan ke manusia atau dari manusia ke hewan yang dikenal dengan istilah "Zoonosis". Penyakit yang dapat ditularkan oleh monyet ke manusia seperti HIV AIDS, Hepatitis, TBC, Ebola. Penyakit tersebut merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika sampai tertular ke manusia karena dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
    Monyet berbeda dengan "kera", dari beberapa orang yang saya temui banyak yang tidak mengerti perbedaan kera dan monyet yang dikategorikan satwa liar. Bahkan sering kali saya temukan di media surat kabar ataupun media elektronik yang salah menggunakan istilah "monyet" dan "kera". Monyet (monkey) adalah jenis primata dengan ukuran tubuh relatif kecil dan memiliki ekor yang digunakan untuk atraksi topeng monyet. Kera adalah jenis primata yang memiliki ukuran tubuh relatif besar dan tidak memiliki ekor.
Gorilla (kera) di Kebun Binatang Ragunan
sumber : dokumentasi pribadi

       Semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat terutama kepedulian pemerintah terhadap satwa liar, tahun 2013 Pemprov DKI Jakarta akan menyita dan membeli semua monyet yang digunakan untuk atraksi topeng monyet dan diserahkan kepada kebun binatang ragunan. Banyak respon positif dari masyarakat terhadap rencana Pemprov DKI tersebut. Sementara orang-orang yang menggunakan monyet untuk menafkahi hidupnya akan diberikan pembinaan oleh Pemprov DKI Jakarta tentang bahaya penularan penyakit oleh satwa liar.
        Monyet-monyet yang berhasil diselamatkan akan dikarantina terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi kesehatan monyet tersebut apakah layak untuk dipindahkan ke kebun binatang ragunan. General check-up yang dilakukan meliputi pemeriksaan terhadap hepatitis, TBC, HIV. Jika tidak terdeteksi penyakit berbahaya maka monyet tersebut dapat bergabung bersama dengan monyet penghuni kebun binatang ragunan lainnya.
       Upaya penyelamatan monyet yang digunakan untuk antraksi topeng monyet ini hendaknya diikuti oleh seluruh Pemerintah Provinsi diseluruh Indonesia, agar tidak ada lagi monyet-monyet yang diperlakukan dengan kasar dan tidak mengikuti kaidah "Animal Welfare". Selain itu upaya penyelamatan monyet yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta akan semakin memberikan kesadaran kepada masyarakat betapa berbahayanya "Zoonosis", sehingga dapat mengurangi timbulnya kejadian penyakit pada manusia akibat penularan penyakit dari satwa liar.

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About

Fauzi Iskandar